DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dakwah
merupakan proses kegiatan mengajak, menyeru yang dilakukan oleh seorang Dai
kepada mad‟u untuk selalu konsisten di jalan Allah. Di dalam proses berdakwah
ini tentu saja banyak aspek yang harus diperhatikan agar proses dakwahnya
berhasil tidak terkecuali aspek psikologis yang baik seorang Dai saat
berkomunikasi dengan mad‟u. Sehubungan dengan hal itu maka para da‟i dan
pemerhati dakwah perlu mengetahui dan menguasai Psikologi Dakwah.
Psikologi
Dakwah menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yakni psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi
psikologi secara bahasa dapat berarti ilmu jiwa. Sehubungan jiwa itu bersifat
abstrak, tidak bisa diamati secara empiris, maka yang dikaji adalah tingkah
laku manusia yang merupakan tampilan dari jiwa. Bahkan perkembangan
definisi-definisi psikologi itu sendiri masih berlanjut hingga saat ini, di
antaranya menurut aliran behaviorisme, bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari atau menyelidiki tentang tingkah laku manusia atau binatang
yang tampak secara lahir.
Sedangkan
pengertian dakwah secara bahasa, menurut Faizah dkk (2015: 4-5) mempunyai makna
bermacam-macam antara lain; memanggil dan menyeru, menegaskan atau membela,
menarik, doa permohonan dan meminta serta mengajak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Efek kognitif
2.
Efek kehadiran
3.
Efek afektif
4.
Efek behavioral
C.
Sejarah Dakwah
Sejarah dakwah
dapat diartikan sebagai peristiwa masa lampau umat islam dalam upaya mereka
menyeru, memanggil dan mengajak umat manusia pada islam serta bagaimana reaksi
umat yang diseru dan perubahan-perubahan apa yang terjadi setelah dakwah
digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan aspek kesejarahan
yang dipotret adalah aktivitas umat dalam memenuhi perintah Allah swt untuk
menyebarkan agama, membina masyarakat, melakukan transformasi sosial budaya,
memelihara agama dan mempertahankannya dari seranganserangan musuh Islam.
Sejarah agama dalam rentang masa yang begitu panjang mengalami pasang surut.
Akan tetapi, sejarah dakwah itu pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
sejarah dakwah itu sendiri. (Wahyu Ilahi, 2010:66).
Islam adalah
agama dakwah, Islam disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia
melalui aktivitas dakwah, tidak melalui kekerasan, pemaksaan atau kekuatan
senjata. Islam tidak membenarkan pemeluk-pemeluknya melakukan pemaksaan
terhadap umat manusia, agar mereka mau memeluk agama islam. Setidak-tidaknya
ada dua alasan, mengapa islam tidak membenarkan pemaksaan tersebut: (1) Islam
adalah agama yang benar dan ajaran-ajaran islam sama sekali benar dan dapat
diuji kebenarannya secara ilmiah, dan (2). Masuknya iman kedalam kalbu setiap
manusia merupakan hidayah Allah swt, tidak ada seorangpun yang mampu dan berhak
memberi hidayah ke dalam kalbu manusia kecuali Allah swt. (Masyhur Amin,
1997:1997).
Beberapa abad
sebelum masehi, para ahli pikir Yunani dan Romawi telah berusaha mengetahui
hidup kejiwaan manusia dengan cara cara yang bersifat spekulatif. Pada zaman
ini psikologi masih dalam ruang lingkup filsafat, para ahli menyebutnya
filsafat rohaniah, karena mereka berusaha memahami jiwa melalui pemikiran
filosofi dan merupakan bagian dari filsafat. Salah satu filusuf pada saat ini
Plato dan Aristoteles. Sejarah dengan dinamika hidup masyarakat untuk
senantiasa mencari pemuasan dalam segala aspek kehidupannya maka fikiran
manusia pun mengalami perkembangan yang bertendesi ke arah pemuasan hidup
ilmiah nya yang semakin sempurna. Mulai zaman humanisme sistem dan metode
berfikir manusia tidak lagi bersifat spekulatif, melaikan menuntut sistem dan
metode yang bersifat rasionalistis. Di antara ahli pikir pada masa ini adalah
Thomas Aquinas dan Jhon Locke. (H.M.Arifin, 1991:32-33).
D.
Sejarah Psikologi
Di penghujung
abad XX sejenak kita merenungi karakteristik abad kita ini sambil mencoba
membayangkan corak kehidupan bagaimana yang berkembang pada abad mendatang.
Abad XX di satu pihak di tandai oleh perkembangan sains dan teknologi yang
pesat luar biasa . Perkembangan IPTEK ini berhasil ,menciptakan perabadaban
modern yang menjadikan berbagai kemajuan dan kemudahan bagi mereka yang
berhasil memenuhi segala tuntutan modernisasi. Sebuah peluang dan sekaligus
tantangan akhir abad XX untuk meningkatkan taraf
kehidupan yang dapat di penuhi hanya dengan
bekerja keras dan bukan dengan bersantai santai. (Djamaludin Ancok, 2011: 191)
E.
Efek Kehadiran
Pada bagian
terdahulu,kita pernah membicakran Mc Lunan .Menurut Mc Lunan ,bentuk media saja
sudah mempengaruhi kita.Medium sajansudah menjadi pesan .Ia bahkan menolak
pengaruh isi pesan sama sekali .Yang mempengaruhi kita bukan apa yang
disampaikan media tetapi jenis media komunikasi yang kita pergunakan –
interpersonal ,media cetak, atau telivisi.
Teori Mc Luhan
,disebut teori perpanjangan alat indra ,menyatakan bahwa media adalah perluasan
dari alat indra manusia ,telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi
adalah perpanjangan mata .Seperti Gatut Kaca,yang mampu melihat dan mendengar
dari jarak jauh ,begitu pula manusia yang menggunakan media massa .Secara
oprasional dan praktis ,medium adalah pesan.Ini berarti bahwa akibat-akibat
personal dan sosial dari media yakni karena perpanjangan diri kita,timbul
karena skala baru yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita
atau oleh teknologi baru ,media adalah pesan karena media membentuk dan
mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia .Efek ekonomis
tidaklah menarik perhatian para psikologis .Kita mengakui bahwa kehadiran media
massa menggerakkan berbagai usaha produksi,distribusi ,dan konsumsi “jasa”
media massa .Kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplay
kertas koran ,menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika ,memberi pekerjaan
pada wartawan ,ahli rancang grafis,pengedar ,pengecer ,pencari iklan dan
sebagainya .Kehadiran televisi dapat memberikan nafkah para juru kamera ,juru
rias ,pengarah acara dan balasan profesi lainnya .Dalam literatur ilmu
komunikasi ,hampir tidak pernah efek ekonomi ini diteliti atau diulas.
Kehadiran media
media massa bukan saja menghilangkan perasaan ,ia pun menumbuhan perasaan
tertentu. Kita memiliki perrasaan positif atau negatif epada media tertentu
.DiAmerika orang melihat kecintaan anak-anak pada televisi ,yang ternyata lebih
sering menyertai mereka daripada keduanya .Itu diAmerika .Di Indonesia
,penelitian penulis pada tokoh-tokoh
politik membuktikan buku sebagai media terpercaya ,disusul radio dan surat
kabar ,dan yang paling tidak dapat dipercaya adalah televisi .Tumbuhnya
perasaan senang atau percaya pada media massa tertentun erat kaitannya dengan
pengalaman individu bersama media massa tersebut. boleh jadi faktor isi pesan
mula-mula amat berpengaruh tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan
apapun yang disiarkan.
Seperti telah
dijelaskan dimuka bahwa yang mempengaruhuhi khalayak bukan apa yang disampaikan
oleh media tetapi jenis komunikasi yang digunakn oleh khalayak tesebut baik
tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik .Menurut Steven M.Chaffee
,ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik ,yaitu :efek
ekonomis ,efek sosial,efek pada penjadwalan kegiatan efek penyalurkan /
penghilangan perasaaan tertentu ,dan efek pada perasaan orang terhadap media .
1.
Efek ekonomi
Kehadiran media
massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi
,distribusi dan konsumsi jasa media massa.Kehadiran surat kabar berarti
menghidupkan pabrik mensuplai kertas koran ,menyuburkan pengusaha percetakan
dan grafika ,membuka lapangan kerja bagi para wartawan,perancanag
grafis,pengedar pengecer,dan pencari iklan dan sebagainya.Keberadaan televisi
baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan kerja
kepada sarjana ilmu komunikasi para juru kamera pengarah acara ,juru rias dan
profesi lainnya
2.
Efek Sosial
Efek sosial
berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat
dari kehadiran media massa .Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat
meningkatkan status sosial dari pemiliknya .Majalah yang beredar telah menuntun
pembacanya untuk memilih majalah yang menjadi kebutuhannya misalnya majalah
majalah Gadis umummnya dikonsumsi oleh para remaja putri ,majalah Otomotif di
konsumsi oleh para pecinta otomotif dan sebagainya .Dikota-kota besar di
Indonesia ,antena parabola juga telah membentuk jaringan interaksi sosial yang
baru .Pemilik antena para bola telah menjadi pusat jaringan sosial yang
menghimpun tetangga disekitarnya yang seideologi .Antena parabola telah menjadi
sarana menciptakan hubungan patron client yang baru .Dipedesaan yang baru
diterpa oleh kehadiraan televisi telah terbentuk jaringan interaksi sosial yang
baru .Koran Masuk Desa telah mengubah perilaku masyarakat desa ,juga telah
menjadi pusat jaringan sosial .Mereka menghimpun warga disekitarnya untuk
menciptakan interaksi sosial yang baru .
3.
Penjadwalan Kegiatan
Sehari-hari
Sebelum pergi
kekantor ,masyarakat kota pada umumnya membaca koran dahulu .Anak-anak Sekolah
Dasar yang biasanya selalu mandi pagi pada hari minggu ,setelah hadirnya acara
acara televisi untuk anak-anak pada pagi hari ,mengubah jadwal menonton
televisi ,Pda waktu Magrib ,anak-anak yang biasanya mengaji setelah sholat
menjadi lebih senang menonton televisi setelah stasiun televisi menyajikan
acara hiburan tertentu pada waktu tersebut .
4.
d. Efek Hilangnya perasaan Tidak Nyaman
Orang
menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman
,misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian ,marah ,kesal,kecewa dan
sebagaimanya .Seorang gadis yang sedang dimabuk cinta akan mendengarkan
lagu-lagu yang bertema cinta atau melanklolis dari radio siaran maupun
taperecorder .Seorang pemuda yang sedang dirundung rindu pada kekasihnya yang jauh
dirantauan orang akan masuk kegedung bioskop untuk menghilangkan rasa sepi
tanpa menghayati film yang ditontonnya orang yang sedang tertimpa musibah akan
menghilangkan perasaan dukanyya denga mendengarkansiaran atau menonton televisi
yang menayangkan acara-acara siraman rohani misalnya mendengarkan acara dakwah
.
5.
Efek Menumbuhkan Perasaan
Tertentu
Kehadiran media
massa bukan saja dapat menghilangkan
perassan tidak nyaman pada diri seseorang ,tetapi dengan menumbuhkan perasaan
tertentu .Terkadang sesorang juga mempunyai perasan positif atau negatif
terhadap media tertentu .Misalnya seseorang akan mempunyai perasaan positif
terhadap harian Kompas dari pada media Indonesia .Para Ibu rumah Tangga ada
yang senang membaca majalah Femina tumbuhnya perasaan senang atau percaya paa
suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengaaman individu bersma
media massa tersebut .
F.
Efek Kognitif
Efek kognitif
adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi
dirinya .Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif
.Melalui media massa ,kita memperoleh informasi tentang benda ,orang atau
tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung .Seseorang mendapatkan
informasi dari televisi bahwa sumanto adalah pemakan bangkai manusia atau robot
gedek adalah pelaku sodomi terhadap anak laki-laki dibawah umur penonton
televisi yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut
.Disini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditunjukan kepada pikiran
komunikan .Dengan kata lain ,tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk
memberitahu saja ,tidak lebih dari itu .Menurut Mc Luhan media massa adalah perpanjangan
alat indera kita .Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda
,orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung .Realita
yang ditampilkan oleh media adalah realita yang sudah diseleksi .Televisi
memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh yang
lainnya .Surat kabar ,melalui proses yang disebut gatekeeping menyaring
berbagai berita tentang ‘’darah dan dada’’(blood and breast ).Karena kita tidak
dapat ,bahkan tidak sempat ,mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media
kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata bersandarkan pada apa
yang dilaporkan media massa.
Wilbur Schramm
(1997:13) mendifinisan informasi sebagai segala sesuatu “ yang mengurangi
ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi
.”Misalkan ,seseorang insinyur genetis
datang dan memberi tahukan bahwa makhluk itu adalah “chimera “ hasil perkawinan
gen manusia dengan gen monyet .Ketidak pastian anda berkurang dan alternatif
tindakan yang harus anda lakukan juga berkurang. Bila setelah anda tanyakan
makhluk itu ternyata jinak dan kurang .Bila setelah anda tanyakan makhluk itu
ternyata jinak dan cerdas ,maka makin sedikit alternatif tindakan anda
.Sekarang realitas didepan anda bukan lagi realitas tak berstruktur atau
mengorganisasikan realitas .Realitas itu Psekarang tampak sebagai sebagai
gambaran yang mempunyai makna .Gambaran tersebut lazim disebut citra ,yang
menurut Robert (menunjukkan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah
diolah ,diorganisasikan dan disimpan individu).Citra adalah peta Anda tentang
dunia .Tanpa citra anda akan selalu berada dalam suasanayang tidak pasti .Citra
adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas
.Water Lippman bercerita tentang suatu koloni yang dihuni orang prancis jerman
.Mereka hidup rukun sampai satu saat mengetahui bahwa Eropa kedua bangsa itu
sudah berperang selama lebih dari enam minggu .Sekarang ,citra Jerman berubah
jadi orang prancis ,mereka musuh orang prancis .Tetapi enam minggu mereka telah
bersahabat dengan musuh .
Citra terbentuk
berdasarkan informasi yang kita terima .Media massa bekerja untuk menyampaikan
informasi .bagi khalayak ,informasi itu dapat membentuk ,mempertahankan atau
mendefinisikan citra .Merurut Mc .Luhan media massa adalah perpanjangan alat
indra .Karena media massa tersebut ,kita memperoleh informasi tentang benda
,orang ,suatu tempat yang tidak kita alami secara langsung.Realitas tentang
seleksi oleh tim redaksi dan tim produksi (second hand reality).Jadi akhirnya
kita membentuk citra tentang lingkungan sosial
kita berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan oleh media massa .
Surat kabar
atau televisi dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu .Ketika media massa
melaporkan peristiwa secara selektif .Citra ajaran Islam dan pengikutnya belum
positif diungkap oleh media massa .Tugas muslim dan jurnalis muslim membentuk
dan mengubah citra tersebut .Muslim yang berprestasi memahami ajaran secara
damai.Orang muslim menghindari konflik yang merusak dan membunuh atas nama
Allah
G.
Efek
Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif .Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekadar memberi tahu khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan iba,terharu ,sedih ,gembira,marah dan sebagainya.Contohnya
adalah setelah mendengar atau membaca berita sumanto atau Robot Gedek
,makamuncul perasaan sebal,jengkel,marah
atau senang pada diri khalayak terhadap perilakunya.Perasaan sebal ,jengkel
atau marah dapat diartikan sebagai perasaan kesal dan jijik terhadap
perlakunya.Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para orangtua
atas tertangkapnya pelaku .Adapun perasaan sedih ,dapat juga diartikan sebagai
keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut . Mungkin kita juga
pernah atau mengalami perasaan sedih dan menangis ketika menyaksikan adegan yang mengharukan dalam
sinetron televisi atau dalam film . Suasana emosional seperti gembira ,sedih
atau takut sebagai akibat dari menonton atau membaca media massa sangat sulit
untuk diteliti.Emosi tidak dapat diukur dengan air mata penonton.Kegembiraan
juga tidak dapat diukur dengan tertawa lepas ketika menyaksikan adegan lucu
.Tetapi para peneliti telah berhasil menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
intensitas rangsangan emosional pessan media massa .Faktor-faktor tersebut antara
lain,suasana emosional ,skema kognitif ,suasana terpaan,predisposisi individual
adn identivikasi khalayak dengan tokoh dalam media.
1. Suasana Emosional
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa
respon kita terhadap sebuah film ,sinetron televisi atau sebuah novel akan
dipengaruhi oleh suasana emosional kita .Film sedih akan sangat mengharukan
apabila kita menontonnya dalam keadaan kekecewaan.Adegan lucu akan menyebabkan
kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang .
2. Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam
pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa.Kita tahu bahwa dalam
sebuah film laga “sang jagoan”pada akhirnya
akan menang .Karena itu kita tidak perlu cemas ketika sang pahlawan
jatuh kedalam jurang,
3. Suasana Terpaan
Dewasa ini penayangan film dan sinetron
hantu,jin dan setan atau film-film yang bertema misteri makin marak ditelan
makhluk itu adalah sebagaimana yang kita merasa takut atau ketakutan ketika
menyaksikan film horor jika kita menontonnya sendirian dirumah tua.Apalagi jika
saat itu hujan turun lebat yang diiringi suara petir dan sebagainya .Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wiess menunjukkan bahwa anak-anak lebih
ketakutan menonton televisi dalam keadaan sendirian ditempat yang gelap . Anda akan tertarik untuk menonton tayangan
Humor apabila anda sedang menyaksikan tayangan iklan obat sakit gigi. Begitu
pula reaksi orang-orang yang saat menonton akan mempengaruhi emosi anda pada
waktu memberikan respon .Ketakutan ,kegirangan ,juga emosi lainnya sangat mudah
menular .
4. Predisposisi Individual
Mengacu kepada karakteristik khas individu
.Orang yang melankolis cenerung menanggapi tragedi lebih emosional daripada
orang periang .Orang yang mempunyai sifat sensitif akan sulit untuk diajak
bercanda .Orang yang periang dan
mempunyai sifat terbuka akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau
film-film komedi dari pada orang-orang yang melankolis .Beberapa penelitian
membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang
berbeda .Sebagai contoh ,drama televisi yang melukiskan keluar-keluarga yang
harmonis dan penuh kehangatan terasa sangat menyakitkan bagi anak-anak yang
tinggal di panti asuahan .Pesta acara dangdut yang ditayangkan stasiun televisi
swata melukiskan kemewahan karena dihadiri oleh para pejabat serta artis-artis
dalam suasana yang glamour .Tetapi tayangan tersebut akan sangat menyinggung
perasaan penonton yang tengah dilanda musibah gempa bumi dan kebakaran .
5. Faktor identifikasi
Menunjukan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang
ditonjolkan dalam media massa .Dengan identifikasi ,penonton ,pembaca atau
pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh .Ia merasakan apa yang dirasakan
oleh tokoh tersebut .Contoh lain adalah beberapa waktu yang lalu ketika
kesebelasan PSSI melawan Vietnam dengan hasil draw (seri),penggemar sepak bola
ditanah air kecewa ,namun ketika Team PSSI berhasil memang lawan malaysia
,penonton ikut gembira .Mungkin kita menganggap bahwa perasaan penonton sama
dengan perasaan para pemain PSSI yang tampil di media.
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek
Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada
khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah
mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.
H.
Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau
film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak bersama
Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti
resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah
dasar yang mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu
orang tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari
berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang sama.
Radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai
media pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran
radio, televisi dan pemutaran film.Sebagian lagi melaporkan kegagalan.
Misalnya, ketika terdapat tayangan kriminal pada program “Buser” di SCTV
menayangkan informasi: anak SD yang melakukan bunuh diri karena tidak diberi
jajan oleh orang tuanya. Sikap yang diharapkan dari berita kriminal itu ialah,
agar orang tua tidak semena-mena terhadap anaknya, namun apa yang didapat,
keesokan atau lusanya, dilaporkan terdapat berbagai tindakan sama yang
dilakukan anak-anak SD. Inilah yang dimaksud perbedaan efek behavior. Tidak
semua berita, misalnya, akan mengalami keberhasilan yang merubah khalayak
menjadi lebih baik, namun pula bisa mengakibatkan kegagalan yang berakhir pada
tindakan lebih buruk.
Efek behavioral,yaitu aspek kemanusiaan yang berkaitan dengan tingkah
laku(perilaku),tindakan dan amal perbuatan .Hal ini diwujjudkan oleh
individu-individu khalayak dalam bentuk amal saleh,yaitu perbuatan yang serasi
dan harmonis dengan lingkungan sosial dan lingkunngan alam.Hal ini bersumber
dari iman sebagai efekafektifda ilmu pengetahuan terutamapengertian dan
pemahaman tentang islam sebagai efek kognitif dari seluruh proses dakwah.
Dari pendapat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa seseorang akan bertindak
dan bertingkah laku setelah orang itu mengerti dan memahami apa yang telah
diketahui itu,kemudian masuk kedalam perasaanya,kemudian timbullah keinginan
untuk bertindak atau bertingkah laku. Apabila orang itu bersikap positif,maka
ia cenderung untuk berbuat baik, dan apabila orang tersebut berbuat nefatif
maka orang tersebut cenderung untuk berbuat tidak baik. Jadi perbuatan atau
perilaku seseorang pada hakikatnya adalah perwujudan dari perasaan dan
pikirannya.
Merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola
tindakan kegiatan atau kebiasaan perilaku.Dan bersangkutan dengan niat, tekat,
upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan
Sedangkan menurut Keith R. Stamm dan Johne Bowes (1990), efek media
massa dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Efek primer
Meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman.
Serta dapat dikatakan secara sederhana bahwa efek primer terjadi jika ada orang
mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap obyek yang dilihatnya.
2. Efek sekunder
Meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
Efek Behavioral merupakan akibat yang timbul
pada diri khalayak dalam bentuk perilaku
tindakan atau kegiatan .Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
menyebabkan orang menjadi beringas .Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak
disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu-ibu rumah tangga memeliki
keterampilan baru.Pernyataan ini mencoba mengungkap tentang efek komunikasi
massa pada perilaku ,tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan
mereka tiap hari .
Dewasa ini media telah melakukan suatu yang
bermanfaat bagi khalayak. Contohnya adalah berbagai jenis buku maupun surat
kabar yang telah membahas berbagai macam keterampilan .Dengan demikian ,media
tersebut dapat dijadikan atau digunakan sebagai media pendidikan ,Sebagai
laporan telah menujukan manfaat nyata dari siaran radio siaran ,televisi dan
pemutaran film melakukan laporan kegagalannya di Indonesia,siaran iklan yang
berdurasi satu menit untuk kampanye pekan Imunisasi ,yang mengajak khalayak
untuk melakukan imunisai vaksin polio untuk anak-anak baalita telah meningkat
jumlah ibu rumah tangga yang membawa anak balitanya ke Pos PIN . Namun banyak
juga yang melaporkan sebaliknya Radio Siaran tidak berhasil mengubah kebiasaan
makan para pendengarnya ,Televisi gagal mendorong pemirsa nya untuk menabung
diBank .Film tidak sanggup memotivasiremaja perkotaan itu menghindari pemakaian
obat-obatan terlarang .Belajar dari media massa tidak bergantung hanya pada
unsur stimulus yang ada pada media .Kita memerlukan teori untuk menjelaskan
peristiwa semacam ini .Menurut teori belajar sosial dari Bandura orang
cenderung meniru perilaku yang diamatinya Stimulus menjadi teladan untuk
perilakunya .Wanita meniru potongan rambut Lady Di yang disiarkan di media
Penyajian adegan kekerasan dalam media massa akan menyebabkan penyampaian
dengan adegan kekerasan pula .Jadi sejauh ini tampaklah teori belajar sosial
dapat diandalkan .
I.
Kesimpulan
Kehadiran media masa memberi nilai mamfaat kepada manusia, memberi
pengetahuan kepada manusia secera langsung dan cepat, memudahka urusan yang
tadinya jauh menjadi dekat dan terjangkau. Di samping itu media masa dapat
merubah prilaku, cara pandang hidup,
sikap manusia, kebiasaan dan status social yang semuanya itu tergantung pada
penerimaan manusia terhadap baik atau tidak baiknya pesan yang di sampaikan oleh media masa. Kehadiran media bangsa juga
memajukan bamgsa yang tadinya butuh informasi,jika pesan yang di sampaikan
media masa itu berupa pengetahuan dan yang bersifat mendidik maka pesan
psikologi dakwahnyakan berguna untuk merubah generasi muda untuk kedepannya.
J.
Saran
Setiap media masa yang ada dapat memberikan mamfaat baik dan mamfaat
yang tidak baik kepada kita, kita sebagai orang penerima pesan , kitalah yang
memberi nilai pada pesan itu yang tadinya pesan itu belum bernilai, jika itu
baik maka akan memperbaiki kita dan jika itu buruk maka jadikanlah itu
pengetahuan tentang hal buruk yang tidak
boleh di ikuti,dan di laksanakan.
Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah ,(Jakarta,Pustaka Pirdaus,1999) hlm 155
Jaluddin Rkahmat, Psikologi
Komunikkasi,(Bandung,PT Remaja Rosdakarya,2003) hlm 217
Ginda dan kawan-kawan,
Dinamaika Psikologi Dakwah,(Pekanbaru, Yyasan Pusaka Riau,2008), hlm 69
Faizah dkk, 2015, Psikologi
Dakwah, Jakarta: Prenada Media Group
Muhammad Izzuddin Taufiq, 2006, Panduan
Lengkap dan Praktis Psikologi Islam ,Jakarta:Gema Insani
0 Comments