ANALISA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP-PRINSIP ETIKA PENJUALAN INDOMARET

 


 

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari penilaian tentang baik buruknya perilaku atau tindakan yang dilakukannya. Penilaian akan suatu perbuatan dapat mengacu kepada norma-norma yang berlaku di masyarakat dan tentunya mengacu juga kepada norma-norma moral yang ada di dalam dirinya sendiri. Manusia diciptakan dengan akal dan kesadaran. Kesadaran disini tidak hanya berarti aware, tetapi juga sadar dengan apa yang diperbuatnya dan posisinya sebagai makhluk yang melakukan suatu perbuatan. Manusia selalu membatasi diri dalam melakukan suatu tindakan berdasarkan nila-nilai etika. Etika “mengawasi” manusia dari apa-apa yang baik sehingga boleh dilakukan dan yang apa-apa yang buruk sehingga dilarang. Ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang melanggar nilai-nilai etika atau moral, secara alamiah ia akan merasa bersalah dengan dirinya sendiri.

.Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai manusia menghindari apa yang dilarang oleh norma-norma etika dan mengikuti apa yang sebenarnya diinginkan oleh hati nurani kita. Sebagai manusia tentunya kita sudah mengetahui bahwa tindakan-tindakan seperti mencuri, merampas, membunuh, memfitnah, berbohong, dan lain sebagainya merupakan bentuk-bentuk tindakan yang tidak etis sehingga sedapat mungkin bahkan memang harus benar-benar dihindarkan, sekalipun tindakan-tindakan tersebut tidak diketahui oleh orang lain. Karena perbuatan-perbuatan tersebut pada akhirnya akan menjadi suatu pelanggaran etika retrospektif di masa mendatang yang akan meyebabkan suatu penyesalan dalam diri.

Namun Ada beberapa orang yang terlalu naif menganggap bahwa suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukannya itu berdasarkan bisikan hati nurani, dimana hati nurani merupakan representasi dari bisikan Tuhan. Jadi mereka merasa benar walaupun pada kebenarannya itu menyimpang dari nilai dan norma yang selama ini ada dimasyarakat

BAB II
PEMBAHASAN

 

A.                        Latar Belakang

Etika  merupakan  keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi  hal  lainnya.  Nilai-nilai  dan  moral  pribadi  perorangan  dan  konteks  sosial menentukan  apakah  suatu  perilaku  tertentu  dianggap  sebagai  perilaku  yang  etis  atau  tidak etis.  Dengan  kata  lain,  perilaku  etis  merupakan  perilaku  yang  mencerminkan  keyakinan perseorangan  dan norma-norma sosial  yang  diterima  secara  umum  sehubungan  dengan tindakan-tindakan  yang  benar  dan  baik.  Perilaku  tidak  etis  adalah  perilaku  yang  menurut keyakinan  perseorangan  dan  norma-norma  sosial  dianggap  salah  atau  buruk

B.                         Pelanggaran Etika

Di dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Seperti itulah kira-kira pengertian etika.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

Berikut ini merupakan  contoh-contoh perilaku yang menyimpang dari etika:

1.      Berbicara kasar

Dalam pergaulan etika berbicara itu penting, tidak boleh asal bicara seperti itulah etikanya. Apalagi berbicara dan berkata-kata kasar. Kasus pelanggaran etika yang seperti ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang berbicara kasar maka seseorang pun akan bisa menilai kepribadiannya. Karena orang-orang pasti akan menilai kita dari segi bicara kita, cara kita bersikap dan lain sebagainya. Dan jika kita membahasa tentang gaya bicara lebih lanjut lagi , berbicara kasar dan sembarangan dalam mengeluarkan suara bukan hanya akan melanggar etika juga nantinya akan bertentangan dengan norma, seperti norma kesopanan dan bahkan norma hukum jika sampai mencemarkan nama baik seseorang.

Bahkan anak anak dibawah umur pun saat ini sudah banyak dan mungkin beberapa dari kita sering mendengar anak anak dibawah umur berbicara kasar atau kata kata yang tidak layak untuk diucapkan pada usia mereka kasus ini juga merupaka pelanggaran etika baik dari segi anak anak tersebut atau pun bisa juga dari lingkungan tempat tinggal mereka bahkan yang lebih parah nya mungkin orang tua mereka sendiri yang memang sudah biasa bersikap seperti itu dirumah, menurut saya itu merupakan pelanggaran etika yang sangat berbahaya karena kasus seperti itu sangat membahayakan eksistensi Etika pada generasi muda di Indonesia, karena generasi muda seharusnya disiapkan dan dididik dengan baik untuk kemajuan bangsa ini bukan malah dirusak atau tidak dibekali etika dan moral yang bagus, pada siapa lagi bangsa ini berharap selain kepada generasi generasi muda kita sendiri.

2.      Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI

Ini memang kasus pelanggaran etika  lama yang tidak boleh kita lupakan begitu saja karena setidaknya kita bisa mengambil pelajaran penting. Kasus ini terjadi pada tahun 2005 yang banyak diberitakan di media-media.

PT Kereta Api Indonesia telah mengalami kerugian sebesar 63 milyar.  ini terjadi karena telah tiga tahun PT KAI  tidak dapat menagih pajak pihak ketiga.Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset.

 Dengan demikian, kekeliruan dalam pendata tantransaksi atau perubahan keuangan telah terjadi di sini. Diduga, manipulasi laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. sehingga, akumulasi permasalahan terjadi disini.  Ini semua akibat dari penyelewengan etika yaitu kejujuran dan transparan juga membawa ke pelanggaran nilai dan norma  hukum yaitu sampai dibawa kerana hukum.

C.                        Menciptakan Etika Bisnis

Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :

 1. Produk yang baik

 2. Managemen yang baik

 3. Memiliki Etika

Dalam menciptakan etika bisnis, ada hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1.      Pengendalian diri

2.      Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility

3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

4.      Menciptakan persaingan yang sehat

5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

6.      Menghindari sifat KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme) yang dapat merusak tatanan moral

7.      Harus mampu untuk menyatakan hal yang benar itu adalah benar.

8.      Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.

9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.

11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan maupun perundang-undangan.

D.                        Masalah yang Sering Dihadapi Dalam Etika

1.      Sistematik

Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.

2.      Korporasi

Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.

3.      Individu

Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.

 

E.                         Bentuk Pelanggaran

 Ada banyak jenis dan bentuk pelanggaran yang dapat terjadi. Pelanggaran bisa terjadi akibat kelalaian atau disengaja. Pelanggaran dapat dilakukan oleh siapa saja, baik karyawan maupun pimpinan. Berikut adalah salah satu contoh yang sering kasus pelanggaran yang terjadi di indomart

Merubah harga. Salah satu gerai indomaret di Bengkulu pernah dilaporkan karna kasus ini. Pelanggaran ini dilakukan dengan cara mengubah harga di etalase dan di mesin kasir, sehingga pembeli harus membayar harga yang lebih mahal dari harga yang ditampilkan di etalase.

 

 

 

 


BAB III
PENUTUP

 

A.Kesimpulan

Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan penilaian-penilaian tentang etis atau tidaknya perbuatan yang kita lakukan. Oleh karena itu, menurut hemat saya, kita seharusnya membatasi diri dan perbuatan kita berdasarkan nilai-nilai etis yang ada dalam hati nurani kita, tanpa meninggalkan pula penilaian-penilaian logis.

Semua bentuk pelanggaran baik etika, moral maupun nilai dan norma, kesemuanya saling berkaitan satu sama lain. Dan semua bentuk pelanggaran akan mendapatkan sanksi baik itu secara langsung maupun tidak dalam berbagai macam bentuk.


DAFTAR PUSTAKA

 

Makalah Contoh Pelanggaran Etika, Moral, Norma Agama Dan Norma Hukum ~ NYONYA IT (blognyonyait.blogspot.com).

http://repository.wima.ac.id/21945/2/BAB%201.pdf.